Selasa, 05 Januari 2010

ILMU SOSIAL DASAR – ARTIKEL MANGGIS MEMPERLANCAR BISNIS

Manggis Memperlancar Bisnis

Salah satu pewarna batik alami yang bisa dipakai adalah dengan menggunakan bahan kulit manggis. Pembuatan penggunaan pewarna batik alami dari kulit manggis ini tentunya penting diketahui khalayak umum, khususnya perajin batik. Hal ini dikarenakan proses pembuatannya sederhana, juga bahan bakunya mudah didapatkan.
Garcinia mangostana (nama Latin manggis) yang banyak ditemukan di negeri kita ternyata mengandung flavan-3, 4-diols, yang tergolong senyawa tanin, dan dapat digunakan sebagai pewarna alami pada kain. Tanin adalah salah satu zat warna yang terdapat dalam berbagai tumbuhan dan yang paling baik adalah dalam manggis.
Ketika bereaksi dengan logam, tanin membentuk zat warna mordan. Untuk mendapatkan warna kuning hingga coklat, yang sering digunakan pada batik tradisional, tentunya dapat menggunakan kulit manggis yang kaya akan tanin tersebut. Hal yang perlu dilakukan dalam proses pembuatannya cukup sederhana. Pertama, manggis dipisahkan dari kulitnya, kemudian kulit dikeringkan. Setelah kering, kemudian dihaluskan supaya dalam ekstraksi bisa mendapatkan hasil yang sempurna.
Proses kedua adalah melarutkan kulit manggis yang telah dihaluskan kedalam petroleum eter. Bahan-bahan dari tanaman biasanya mengandung lemak atau lilin yang sangat nonpolar. Petroleum eter termasuk senyawa nonpolar sehingga nantinya sering menyebabkan emulsi. Karena itulah, senyawa-senyawa ini perlu dipisahkan dari bahan tanaman dengan cara perkolasi atau solletsasi bahan tanaman dengan petroleum eter.
Proses yang ketiga setelah lemak dipisahkan adalah melarutkan ekstrak manggis dengan eta-nol 95 persen. Penggunaan etanol ini dikarenakan etanol merupakan pelarut organik yang bisa digunakan dalam mengekstraksi senyawa alkaloid dari berbagai tumbuhan. Dan tenang saja, etanol ini lebih ramah lingkungan dibanding dengan metanol sehingga aman digunakan meskipun termasuk bahan kimia.
Proses selanjutnya adalah larutan basa berair diekstrak dengan kloroform. Proses ini dimaksudkan untuk memisahkan tanin dengan senyawa-senyawa lain sehingga nantinya didapatkan senyawa tanin yang kemudian diuapkan untuk menghasilkan kristal berwarna coklat. Nah, kristal inilah yang nantinya digunakan sebagi pewarna batik melalui pencelupan warna.
Selain kulit manggis, sesungguhnya masih banyak lagi pewarna lain yang bisa digunakan, seperti kunyit, kulit rambutan, kulit- kulit pohon, dan lain-lain yang sifatnya selama ini terbuang. Hal ini tentunya selain meminimalkan limbah alam, juga secara otomatis meningkatkan nilai guna produk-produk alam. Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui.
Selain memanfaatkan limbah manggis, kita juga sekalian bisa ikut andil melestarikan lingkungan di tengah “kerusakan global” saat ini. Tentu ini hanya salah satu jalan untuk keluar dari permasalahan global kelesuan industri batik. Namun, paling tidak hal ini bisa menjadi stimulus bagi stakeholder lainnya untuk berkiprah mencari solusi lainnya dalam rangka mengangkat derajat perajin batik dari keterpurukan.

Diperoleh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Batik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Template Design By:
SkinCorner