Rabu, 05 Oktober 2011

Decision Support System pada Dunia Peternakan

PENDAHULUAN

1. DSS (Decision Support System)

Bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan atau manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Hal yang perlu ditekankan disini adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tool) bagi mereka. DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambil keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan management science. DSS dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik. DSS merupakan problem solveryang dilengkapi dengan kemampuan untuk menghasilkan laporan-laporanyang periodik dan output dari model matematika. Model matematika dan kecerdasan buatan memungkinkan suatu sistem dapat mengambil keputusannya menentukan alternatif-alternatif solusi (bisa dalam presentasi).

DSS digunakan manajer untuk memecahkan masalah semi struktur, dimana manajer dan komputer harus bekerja sama sebagai tim pemecah masalah dalam memecahkan masalah yang berada di area semi struktur.

DSS ini merupakan suatu sistem informasi yang diharapkan dapat membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tools) bagi mereka.


2. Jenis-Jenis DSS:

a. Mengambil elemen-elemen informasi

b. Menganalisis seluruh file

c. Menyiapkan laporan dari berbagai file

d. Memperkirakan laporan dari berbagai file

e. Mengusulkan keputusan

f. Membuat keputusan


3. Dalam Bidang Peternakan

System pendukung keputusan yang berbasis komputer ini bermanfaat dalam aspek kuantitatif dalam pemberian pakan (berhubungan dengan jumlah hijauan dan konsentrat yang akan diberikan pada ternak) dan kualitatif (berhubungan dengan kualitas pakan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup pokok dan untuk berproduksi) pakan ternak yang sangat erat hubungannya terhadap produksi hewan ternak tersebut. Pemberian pakan pada ternak relative tidak terstruktur karena banyak sekali perbandingan yang harus dipertimbangkan, seperti pertambahan bobot badan, pakan harus bersifat edible (bahan makanan yang dapat dimakan ternak) dan palatable (bahan makanan yang disukai ternak), jenis tanaman pakan ternak, Body condition Score, dll. Sehingga dengan adanya Decision Support System, kebutuhan pakan masing-masing ternak dapat terpenuhi, dengan membandingkan berbagai data dan mengevaluasi hasil keputusannya.



4. Alasan Dunia Peternakan Menggunakan DSS :
a. Usahanya beroperasi pada ekonomi yang tak stabil.
b. Usaha peternakannya dihadapkan pada kompetisi dalam dan luar negeri yang meningkat.
c. Usahanya menghadapi peningkatan kualitas dalam hal melacak jumlah operasi-operasi bisnis (peternakan).
d. Sistem komputer perusahaannya tak mendukung peningkatan tujuan perusahaan dalam hal efisiensi, profitabilitas, dan mencari jalan masuk di pasar yang benar-benar menguntungkan.

5. Alasan perusahaan-perusahaan utama memulai DSS dalam skala besar :

a. Kebutuhan akan informasi yang akurat.

b. DSS dipandang sebagai pemenang secara organisasi

c. Kebutuhan akan informasi baru.

d. Manajemen diamanahi DSS.

e. Penyediaan informasi yang tepat waktu.

f. Pencapaian pengurangan biaya.


6. Cara Penerapan Decision Support System dalam dunia peternakan :

a. Pengambilan keputusan yg rasional, sesuai dengan jenis keputusan yg diperlukan.

b. Membuat peramalan (forecasting).

c. Membandingkan alternatif tindakan.

d. Membuat analisis dampak.

e. Membuat model.


7. Dampak Pemanfaatan DSS :

a. Dapat meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan.

b. Mengurangi kebutuhan akan training.

c. Meningkatkan kontrol manajemen.

d. Memfasilitasi komunikasi.

e. Mengurangi usaha yang harus dikerjakan user.

f. Mengurangi biaya.

g. Memberikan banyak pilihan tujuan pengambilan keputusan.


8. Faktor Pendukung DSS :

a. Sistem yang fleksibel dengan informasi yang interaktif.

b. Mudah digunakan (user friendly).

c. Memunginkan pembuatan simulasi,proses memungkinkan pembuatan simulasi, proses trial-end-error, memperhitungkan akibat dari suatu keputusan.


PEMBUATAN KEPUTUSAN

Dalam pembuatan keputusan ada dua orang yang mengartikan artian pembuatan Keputusan yaitu Simon dan Mintzberg


1. Keputusan menurut Simon

Dalam bukunya terbitan Tahun 1977, simon menguraikan istilah keputusan menjadi Keputusan terprogram dan Keputusan tak terprogram Keputusan terprogram yaitu bersifat berulang-ulang dan rutin. Pada suatu tingkat tertentu dan prosedur telah di tetapkan untuk menanganinya sehingga ia dianggap suatu denovo (yang baru) setiap kali terjadi.

Keputusan tak terprogram yaitu bersifat baru, tidak terstruktur, dan biasanya tidak urut. Ia juga menjelaskan bahwa dua jenis keputusan tersebut hanyalah kesatuan ujung yang terangkai secara hitam putih, sifatnya begitu kelabu atau tak jelas, namun demikian konsep keputusan terprogram dan tak terprogram sangatlah penting, karna masingmasing memerlukan teknik yang berbeda.

Kontribusi Simon yang lain adalah penjelasan mengenai empat fase yang harus di jalani oleh Manajer dalam menyelesaikan masalah, fase tersebut adalah :

a. Aktivitas intelegensi, yaitu mencari kondisi dalam lingkungan yang memerlukan pemecahan

b. Aktivitas disain, yaitu menemukan, mengembangkan, dan menganalisis kemungkinan tindakan yang akan dilakukan.

c. Aktivitas pemilihan, yaitu menentukan cara tindakan cara tertentu dari beberapa cara yang sudah ada.

d. Aktivitas peninjauan kembali, yaitu memberikan penilaian terhadap pilihan yang telah dilakukan.


2. Keputusan menurut Mintzberg

Mintzberg terkenal dengan teorinya mengenai peranan manajerial, teori ini mengemukakan sepuluh peranan manajerial yang terbagi dalam tiga kategori, yaitu interpersonal, informasional, desisional.

Peranan informasonal mengemukakan bahwa manajer mengumpulkan dan menyebarkan informasi, dan peranan desisional mengemukakan bahwa manajer menggunakan informasi dalam pembuatan berbagai jenis keputusan.

Ada empat peranan desisional menurut mintzberg :

a. Pengusaha, ketika manajer berperan sebagai pengusaha (entrepreneur) maka peningkatan hal ini yang bersifat permanent diabadikan sebagai organisasi.

b. Orang yang menangani gangguan, ketika menajer berperan sebagai orang yang menangani gangguan (disturbace handler), maka ia akan memecahkan masalah yang belum di antisipasi. Ia membuat keputusan untuk merespon gangguan yang timbul seperti perubahan ekonomi, ancaman dari pesaing, dan adanya peraturan pajak baru.

c. Pengalokasi sumber, dengan peranan sebagai pengalokasi sumber (resorce alocator), manajer diharapkan mampu menentukan pembagian sumber organisasi kepada berbagai unit yang ada misalnya pembuatan keputusan untuk menetapkan anggaran operasi tahunan.

d. Negosiator, dalm peran sebagai negosiator (negotiator), manajer mengatasi perselisihan yang muncul dalam perusahaan dan perselisihan yang terjadi antara perusahaan dan lingkungannya. Contohnya melakukan negosiasi kontrak baru dengan serikat pekerja.


3. Secara garis besar DSS dibangun oleh tiga komponen besar yaitu:

1) Database

2) Model Base

3) Software System

Database berisi kumpulan dari semua data bisnis yang dimiliki perusahaan, baik yang berasal dari transaksi sehari-hari, maupun data dasar. Untuk keperluan DSS, diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan. Model Base atau suatu model yang merepresentasikan permasalahan ke dalam format kuantitatif (model matematika).

Software system setelah sebelumnya direpresentasikan dalam bentuk model yang “dimengerti” komputer melakukan kenaikan gaji karyawan, DSS untuk menentukan besanya jam embur karyawan, dan lain sebagainya.


Sumber : http://micropiet.wordpress.com/2009/11/11/

MODEL MANAJEMEN KUANTITATIF DALAM PERUSAHAAN BERBASIS IT

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pengambilan keputusan selalu berkaitan dengan ketidakpastian dari hasil keputusan yang diambil. Untuk mengurangi faktor ketidakpastian tersebut, keputusan membutuhkan informasi yang sahih mengenai kondisi yang telah, dan mungkin akan terjadi, kemudian mengolah informasi tersebut menjadi beberapa alternatif pemecahan masalah sebagai bahan pertimbangannya dalam memutuskan langkah yang akan dilaksanakannya, sehingga keputusan yang diambil diharapkan dapat memberikan keuntungan yang maksimal. Karena itulah dikembangkan dan digunakan Decision Support System (DSS) untuk membantu seseorang dalam meningkatkan kinerjanya dalam pengambilan keputusan.

2. Masalah atau Topik Bahasan

1.Apakah yang dimaksud Decision Support System (DSS) dan Group Decision Support System (GDSS) ?
2.Apa sajakah komponen dari DSS dan GDSS ?
3.Bagaimana DSS dan GDSS meningkatkan pengambilan keputusan ?

4.Bagaimana Eksekutif (pemimpin) mendukung keputusan ?

3. Tujuan Penulisan
Membahas mengenai pembuatan keputusan manajemen yang dibantu oleh decision Support System(DSS) dan GroupDecisin Support System (GDSS).

POKOK PEMBAHASAN
1. Decision Support System (DSS)

Definisi awalnya adalah suatu sistem yang ditujukan untuk mendukung manajemen pengambilan keputusan. Sistem berbasis model yang terdiri dari prosedur-prosedur dalam pemrosesan data dan pertimbangannya untuk membantu manajer dalam mengambil keputusan. Agar berhasil mencapai tujuannya maka sistem tersebut harus:
(1) sederhana,
(2) robust,
(3) mudah untuk dikontrol,
(4) mudah beradaptasi,
(5) lengkap pada hal-hal penting,
(6) mudah berkomunikasi dengannya. Secara implisit juga berarti bahwa sistem ini harus berbasis komputer dan digunakan sebagai tambahan dari kemampuan penyelesaian masalah dari seseorang. Finlay (1994) and others define a DSS rather broadly as "a computer-based system that aids the process of decision making.” Turban (1995) defines it more specifically as "an interactive, flexible, and adaptable computer-based information system, especially developed for supporting the solution of a non-structured management problem for improved decision making. It utilizes data, provides an easy-to-use interface,and allows for the decision maker's own insights."
For Keen and Scott Morton (1978),a DSS couples the intellectual resources of individuals with the capabilities of the computer to improve the quality of decisions ("DSS are computer-based support for management decision makers who are dealing with semi-structured problems"). For Sprague and Carlson (1982), DSS are "interactive computer-based systems that help decision makers utilize data and models to solve unstructured problems."Sprague dan Carlson mendefinisikan DSS dengan cukup baik, sebagai sistem yang memiliki lima karakteristik utama (Sprague et.al., 1993):
1) Sistem yang berbasis komputer;
2) Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan;
3) Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang “mustahil” dilakukan dengan kalkulasi manual;
4) Melalui cara simulasi yang interaktif;
5) Dimana data dan model analisis sebagai komponen utama.
Karakteristik 4 dan 5 merupakan fasilitas baru yang ditawarkan oleh DSS belakangan ini sesuai dengan perkembangan terakhir kemajuan perangkat komputer.

2. Langkah-langkah Pengambilan Keputusan meliputi fase-fase :
Intelligence = kegiatan untuk mengenali masalah, kebutuhan atau kesempatan.
Design = cara-cara untuk memecahkan masalah / memenuhi kebutuhan.
Choice = memilih alternatif keputusan yang terbaik.
Implementasi yang disertai dengan pengawasan dan koreksi yang diperlukan.

3. Tujuan DSS
Perintis DSS yang lain di MIT, Peter G. W. Keen, bekerja sama dengan Scoot Morton untuk mendefinisikan tiga tujuan yang harus dicapai DSS. Mereka percaya bahwa DSS harus:
• Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semiterstruktur.
• Mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya.
• Meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manajer daripada efisiensinya.
Tujuan-tujuan ini berhubungan dengan tiga prinsip dasar dari konsep DSS – struktur masalah, dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan.

4. Mengapa menggunakan DSS?
• Perusahaan beroperasi pada ekonomi yang tak stabil.
• Perusahaan dihadapkan pada kompetisi dalam dan luar negeri yang meningkat.
• Perusahaan menghadapi peningkatan kesulitan dalam hal melacak jumlah operasioperasi bisnis.
Sistem komputer perusahaan tak mendukung peningkatan tujuan perusahaan dalam hal efisiensi, profitabilitas, dan mencari jalan masuk di pasar yang benar-benar menguntungkan.

5. Komponen DSS
1. Data Management. Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management Systems (DBMS).
2. Model Management. Melibatkan model finansial, statistikal, management science, atau berbagai model kuantitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan analitis, dan manajemen software yang diperlukan.
3. Communication (dialog subsystem). User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka.
4. Knowledge Management. Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.

6. Model DSS

1. Model matematika.
2. Database.
3. Perangkat lunak.
Perangkat lunak DSS sering disebut juga dengan DSS generator. DSS generator ini berisi modul-modul untuk database, model dan dialog manajemen. Modul database ini menyediakan beberapa hal, seperti: creation, interrogation dan maintenance untuk DSS database. DSS database memiliki kemampuan untuk menemukan sistem database yang telah disimpan. Sedangkan modul model digunakan untuk menyajikan kemampuan membuat, menjaga dan memanipulasi ke dalam bentuk model matematika. Model dasar ini menampilkan electronic spreadsheet. Model dialog digunakan untuk menarik perhatian para pengguna untuk berhubungan langsung antara pengguna dengan komputer dalam mencari solusi.


7. System penunjang keputusan kelompok (GDSS)
System berdasarkan komputer yang interaktif yang memudahkan pemecahan atas masalah tak terstruktur oleh beberapa (set) pembuat keputusan yang bekerja sama sebagai suatu kelompok. Komponen GDSS meliputi hardware, software, orang, dan produser. Sifat yang penting dari suatu GDSS dapat disebutkan seperti berikut ini:
1. GDSS adalah system yang dirancang secara khusus, bukan menyerupai konfigurasi dari komponen system yang sudah ada.
2. GDSS dirancang dengan tujuan untuk mendukung kelompok pembuat keputusan dalam melakukan pekerjaan mereka.
3. GDSS mudah dipelajari dan mudah digunakan.
4. GDSS bisa bersifat “spesifik” (dirancang untuk satu jenis atau kelompok masalah) atau bisa bersifat “umum” (dirancang untuk berbagai keputusan organisasional tingkat kelompok).
5. GDSS berisi mekanisme built-in.


8. Teknologi GDSS
Dalam model yang di buat umum ini, kelompok pembuat keputusan mempunyai akses ke base data, base model, dan software aplikasi GDSS selama waktu meeting yang menetapkan suatu Keputusan. Namun demikian, komponen dasar dari segala GDSS meliputi hardware, software, Orang-orang dan prosedur. Selanjutnya kita akan membahas secara lebih rinci komponen tersebut.

Hardware
Tanpa memandang situasi keputusan spesifik, kelompok sebagai keseluruhan atau setiap Anggota harus dapat mengakses prosesor komputer dan menampilkan informasi. Keperluan (persyaratan) hardware minimal untuk system tersebut mencakup: peralatan input/output, prosesor, Jalur komunikasi antara peralatan I/O dan prosesor, dan layer penampil untuk umum atau monitor Perorangan guna menampilkan informasi kepada kelompok.

Software
Komponen software dari GDSS meliputi database, base model, program aplikasi khusus yang akan digunakan oleh kelompok, dan interface pemakai fleksibel yang mudah digunakan. Beberapa system GDSS yang sangan spesifik tidak memerlukan database; misalnya, system yang Hanya mengumpulkan, mengorganisir, dan mengkominikasikan opini anggota tentang suatu masalah.software GDSS bisa dan tidak bisa berinterface dengan software DSS individual. Komponen teknologi GDSS yang paling khusus adalah software aplikasi yang dikembangkan secara khusus yang mendukung kelompok dalam proses keputusan. Fasilitas yang tepat dari software ini sangat bervariasi, namun mencakup hal berikut ini:

Fasilitas Dasar
- Penciptaan teks dan file data, modifikasi, dan penyimpanan untuk anggota kelompok.
- Word processing untuk mengedit dan memformat teks.
- Fasilitas pembelanjaan untuk pemakai GDSS yang belum mampu.
- Fasilitas “help” on-line
- Worksheet, spreadsheet, decision trees, dan alat lain untuk menampilkan angka dan teks secara grafis.
- Manajemen database yang state-of-the-art.

Fasilitas Kelompok
- Peringkasan grafik dan bilangan dari gagasan dan pendapat anggota kelompok.
- Menu yang memberitahu (prompt) untuk memasukkan (input) teks, data, dan pendapat oleh Anggota kelompok.
- Program untuk prosedur kelompok khusus.
- Metode penganalisaan interaksi kelompok sebelumnya dan keputusan.
- Transmisi teks dan data diantara anggota kelompok, diantara anggota kelompok dan fasilitator, dan diantara anggota kelompok dan prosesor komputer sentral.

Orang-orang
Komponen “people” (orang_orang) dari GDSS meliputi anggota kelompok dan “fasilitator kelompok” yang bertanggung jawab atas beroperasinya teknologi GDSS dengan baik ketika ia sedang digunakan. Peranan fasilitator bersifat luwes.

Prosedur
Komponen terakhir dari GDSS adalah prosedur, yang bisa memudahkan operasi dan Membuat penggunaan teknologi oleh anggota kelompok menjadi efektif. DalamMkasus yang terakhir ini, GDSS bisa dirancang agar bisa mengakomodasi teknik pembuatan keputusan kelompok spesifik, seperti teknik kelompok nominal.


9. Kategori GDSS : 4 skenario
Kerangka penunjang keputusan kelompok ini memberi penekanan bahwa tujuan dan konfigurasi dari suatu GDSS akan beragam atau bervariasi menurut durasi session pembuat keputusan dan derajad kedekatan fisik dari anggota kelompok.
Skenario 1 Ruang Keputusan Skenario pertama sama dengan “Decision Room” (ruang keputusan) menurut Gary (1981) dan bisa dianggap sebagai ekuivalen elektronik dengan meeting tradisional. Organisasi menyusun atau menata suatu ruang (persis seperti boardroom) yang berisi fasilitas khusus untuk mendukung pembuatan keputusan kelompok. Dalam konfigurasi dari suatu GDSS yang sangat sederhana, hanya fasilitator kelompok-lah yang berinteraksi secara langsung dengan komputer. Komunikasi bisa ditrasmisikan secara verbal atau pengiriman pesan lewat komputer.
Skenario 2 Jaringan Keputusan Local GDSS bisa mempunyai konfigurasi yang agak berbeda dalam setting, dimana sekelompok pembuat keputusan yang jumlahnya sudah pasti, yang saling bekerja secara dekat, harus mengenai masalah tertentu secara teratur. Setiap pembuat keputusan akan mempunyai sebuah workstation, atau sesuatu yang disebut oleh Dickson (1983) sebagai “fasilitas penunjang manajerial”, yangditempatkan pada meja tulis atau meja kerjanya. Prosesor sentral akan menyimpan software GDSS umum dan database, dan jaringan area local akan memberitahukan komunikasi anggota ke anggota dan komunikasi anggota ke prosesor sentral. Cara atau pendekatan ini menawarkan fleksibilitas yang lebih besar, dimana kendala one place/one-time dari scenario 1 bisa dihilangkan. Ada kelemahan dengan cara ini, yaitu jarang sekali terjadi komunikasi face-to face.
Skenario 3 Teleconferencing jenis GDSS ketiga ini diperlukan oleh kelompok yang anggotanya tersebar secara geografis, namun mereka harus „berkumpul‟ untuk membuat suatu keputusan. Dalam hal ini, dua ruang keputusan atau lebih disambungkan bersama dengan fasilitas visual dan atau komunikasi. Dengan menggunakan teknologi teleconferencing, meeting dapat dirancang sedemikian rupa sehingga pembuatan keputusan bisa terjadi tanpa harus semua peserta berada disatu lokasi (atau di lokasi yang sama). Teleconferencing digunakan untuk
melengkapi komponen komunikasi dari GDSS. Keuntungan yang kita dapatkan dari cara ini adalah berkurangnya biaya perjalanan dan fleksibilitas dalam kaitannya dengan waktu dan durasi penyelenggaraan meeting.
Skenario 4 Pembuatan Keputusan Jarak Jauh skenario keempat ini belumlah umum digunakan, namun kemungkinan penggunaannya di masa dating sangatlah besar.

Disini, ada komunikasi yang tak terintrupsi diantara “decision station” (stasiun keputusan) jarak jauh (remote) dalam organisasi yang tersebar secara geografis, yang mempunyai kelompok orang yang sudah pasti yang harus secara teratur membuat keputusan bersama.


PERSOALAN DESAIN DAN IMPLEMENTASI
Riset mengenai dinamika pembuat keputusan kelompok yang ada saat ini mempunyai beberapa implikasi untuk desain dan penggunaan GDSS. Tiga implikasi desain yang berasal dari literature dinamika kelompok akan dibahas pertamakali, kemudian akan dikemukakan opsion atau pilihan implementasi yang bisa digunakan untuk GDSS.
Pertama, tujuan GDSS harus menjadi alat pendorong terjadinya partisipasi aktif dari semua anggota kelompok.

Kedua, diperlukan akomodasi khusus untuk kelompok yang sebalumnya tidak memiliki pengalaman kerja bersama.

Ketiga, suatu fasilitas yang berguna dari suatu GDSS akan membantu manajemen tingkat tinggi dalam memilih orang-orang yang akan dijadikan anggota kelompok untuk menangani masalah atau keputusan tertentu. Sebelum system penunjang keputusan untuk kelompok bisa secara luas digunakan dan dimanfaatkan oleh organisasi, diperlukan usaha pegembangan yang ekstensif. Kaitannya dengan instalasi, ada tiga kemungkinan yang bisa kita pilih yaitu:
1. menginstal system secara permanent di tempat pemakai
2. menyewa system dengan dasar on-call dari vendor (menyewa system bila memerlukannya).
3. mengakses system jarak jauh dari tempat vendor.


KESIMPULAN
Baik DSS maupun GDSS hanyalah sebuah sistem yang dibuat untuk lebih memudahkan proses pengamblian keputusan bagi manajemen, namun tidak menggantikannya. Oleh karena itu, manajemen perusahaanlah yang menentukan hasil akhir dari sebuah keputusan. Jadi, sebuah perusahaan/organisasi tetaplah harus memilih orang-orang yang terbaik untuk duduk di perusahaannya guna memutuskan yang terbaik bagi setiap kebijakan.


Sumber : http://ovrilianto.blogspot.com/2011/05/model-manajemen-kuantitatif-dalam.html

 

Template Design By:
SkinCorner