Rabu, 05 Oktober 2011

Decision Support System pada Dunia Peternakan

PENDAHULUAN

1. DSS (Decision Support System)

Bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan atau manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Hal yang perlu ditekankan disini adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tool) bagi mereka. DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambil keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan management science. DSS dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik. DSS merupakan problem solveryang dilengkapi dengan kemampuan untuk menghasilkan laporan-laporanyang periodik dan output dari model matematika. Model matematika dan kecerdasan buatan memungkinkan suatu sistem dapat mengambil keputusannya menentukan alternatif-alternatif solusi (bisa dalam presentasi).

DSS digunakan manajer untuk memecahkan masalah semi struktur, dimana manajer dan komputer harus bekerja sama sebagai tim pemecah masalah dalam memecahkan masalah yang berada di area semi struktur.

DSS ini merupakan suatu sistem informasi yang diharapkan dapat membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tools) bagi mereka.


2. Jenis-Jenis DSS:

a. Mengambil elemen-elemen informasi

b. Menganalisis seluruh file

c. Menyiapkan laporan dari berbagai file

d. Memperkirakan laporan dari berbagai file

e. Mengusulkan keputusan

f. Membuat keputusan


3. Dalam Bidang Peternakan

System pendukung keputusan yang berbasis komputer ini bermanfaat dalam aspek kuantitatif dalam pemberian pakan (berhubungan dengan jumlah hijauan dan konsentrat yang akan diberikan pada ternak) dan kualitatif (berhubungan dengan kualitas pakan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup pokok dan untuk berproduksi) pakan ternak yang sangat erat hubungannya terhadap produksi hewan ternak tersebut. Pemberian pakan pada ternak relative tidak terstruktur karena banyak sekali perbandingan yang harus dipertimbangkan, seperti pertambahan bobot badan, pakan harus bersifat edible (bahan makanan yang dapat dimakan ternak) dan palatable (bahan makanan yang disukai ternak), jenis tanaman pakan ternak, Body condition Score, dll. Sehingga dengan adanya Decision Support System, kebutuhan pakan masing-masing ternak dapat terpenuhi, dengan membandingkan berbagai data dan mengevaluasi hasil keputusannya.



4. Alasan Dunia Peternakan Menggunakan DSS :
a. Usahanya beroperasi pada ekonomi yang tak stabil.
b. Usaha peternakannya dihadapkan pada kompetisi dalam dan luar negeri yang meningkat.
c. Usahanya menghadapi peningkatan kualitas dalam hal melacak jumlah operasi-operasi bisnis (peternakan).
d. Sistem komputer perusahaannya tak mendukung peningkatan tujuan perusahaan dalam hal efisiensi, profitabilitas, dan mencari jalan masuk di pasar yang benar-benar menguntungkan.

5. Alasan perusahaan-perusahaan utama memulai DSS dalam skala besar :

a. Kebutuhan akan informasi yang akurat.

b. DSS dipandang sebagai pemenang secara organisasi

c. Kebutuhan akan informasi baru.

d. Manajemen diamanahi DSS.

e. Penyediaan informasi yang tepat waktu.

f. Pencapaian pengurangan biaya.


6. Cara Penerapan Decision Support System dalam dunia peternakan :

a. Pengambilan keputusan yg rasional, sesuai dengan jenis keputusan yg diperlukan.

b. Membuat peramalan (forecasting).

c. Membandingkan alternatif tindakan.

d. Membuat analisis dampak.

e. Membuat model.


7. Dampak Pemanfaatan DSS :

a. Dapat meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan.

b. Mengurangi kebutuhan akan training.

c. Meningkatkan kontrol manajemen.

d. Memfasilitasi komunikasi.

e. Mengurangi usaha yang harus dikerjakan user.

f. Mengurangi biaya.

g. Memberikan banyak pilihan tujuan pengambilan keputusan.


8. Faktor Pendukung DSS :

a. Sistem yang fleksibel dengan informasi yang interaktif.

b. Mudah digunakan (user friendly).

c. Memunginkan pembuatan simulasi,proses memungkinkan pembuatan simulasi, proses trial-end-error, memperhitungkan akibat dari suatu keputusan.


PEMBUATAN KEPUTUSAN

Dalam pembuatan keputusan ada dua orang yang mengartikan artian pembuatan Keputusan yaitu Simon dan Mintzberg


1. Keputusan menurut Simon

Dalam bukunya terbitan Tahun 1977, simon menguraikan istilah keputusan menjadi Keputusan terprogram dan Keputusan tak terprogram Keputusan terprogram yaitu bersifat berulang-ulang dan rutin. Pada suatu tingkat tertentu dan prosedur telah di tetapkan untuk menanganinya sehingga ia dianggap suatu denovo (yang baru) setiap kali terjadi.

Keputusan tak terprogram yaitu bersifat baru, tidak terstruktur, dan biasanya tidak urut. Ia juga menjelaskan bahwa dua jenis keputusan tersebut hanyalah kesatuan ujung yang terangkai secara hitam putih, sifatnya begitu kelabu atau tak jelas, namun demikian konsep keputusan terprogram dan tak terprogram sangatlah penting, karna masingmasing memerlukan teknik yang berbeda.

Kontribusi Simon yang lain adalah penjelasan mengenai empat fase yang harus di jalani oleh Manajer dalam menyelesaikan masalah, fase tersebut adalah :

a. Aktivitas intelegensi, yaitu mencari kondisi dalam lingkungan yang memerlukan pemecahan

b. Aktivitas disain, yaitu menemukan, mengembangkan, dan menganalisis kemungkinan tindakan yang akan dilakukan.

c. Aktivitas pemilihan, yaitu menentukan cara tindakan cara tertentu dari beberapa cara yang sudah ada.

d. Aktivitas peninjauan kembali, yaitu memberikan penilaian terhadap pilihan yang telah dilakukan.


2. Keputusan menurut Mintzberg

Mintzberg terkenal dengan teorinya mengenai peranan manajerial, teori ini mengemukakan sepuluh peranan manajerial yang terbagi dalam tiga kategori, yaitu interpersonal, informasional, desisional.

Peranan informasonal mengemukakan bahwa manajer mengumpulkan dan menyebarkan informasi, dan peranan desisional mengemukakan bahwa manajer menggunakan informasi dalam pembuatan berbagai jenis keputusan.

Ada empat peranan desisional menurut mintzberg :

a. Pengusaha, ketika manajer berperan sebagai pengusaha (entrepreneur) maka peningkatan hal ini yang bersifat permanent diabadikan sebagai organisasi.

b. Orang yang menangani gangguan, ketika menajer berperan sebagai orang yang menangani gangguan (disturbace handler), maka ia akan memecahkan masalah yang belum di antisipasi. Ia membuat keputusan untuk merespon gangguan yang timbul seperti perubahan ekonomi, ancaman dari pesaing, dan adanya peraturan pajak baru.

c. Pengalokasi sumber, dengan peranan sebagai pengalokasi sumber (resorce alocator), manajer diharapkan mampu menentukan pembagian sumber organisasi kepada berbagai unit yang ada misalnya pembuatan keputusan untuk menetapkan anggaran operasi tahunan.

d. Negosiator, dalm peran sebagai negosiator (negotiator), manajer mengatasi perselisihan yang muncul dalam perusahaan dan perselisihan yang terjadi antara perusahaan dan lingkungannya. Contohnya melakukan negosiasi kontrak baru dengan serikat pekerja.


3. Secara garis besar DSS dibangun oleh tiga komponen besar yaitu:

1) Database

2) Model Base

3) Software System

Database berisi kumpulan dari semua data bisnis yang dimiliki perusahaan, baik yang berasal dari transaksi sehari-hari, maupun data dasar. Untuk keperluan DSS, diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan. Model Base atau suatu model yang merepresentasikan permasalahan ke dalam format kuantitatif (model matematika).

Software system setelah sebelumnya direpresentasikan dalam bentuk model yang “dimengerti” komputer melakukan kenaikan gaji karyawan, DSS untuk menentukan besanya jam embur karyawan, dan lain sebagainya.


Sumber : http://micropiet.wordpress.com/2009/11/11/

MODEL MANAJEMEN KUANTITATIF DALAM PERUSAHAAN BERBASIS IT

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pengambilan keputusan selalu berkaitan dengan ketidakpastian dari hasil keputusan yang diambil. Untuk mengurangi faktor ketidakpastian tersebut, keputusan membutuhkan informasi yang sahih mengenai kondisi yang telah, dan mungkin akan terjadi, kemudian mengolah informasi tersebut menjadi beberapa alternatif pemecahan masalah sebagai bahan pertimbangannya dalam memutuskan langkah yang akan dilaksanakannya, sehingga keputusan yang diambil diharapkan dapat memberikan keuntungan yang maksimal. Karena itulah dikembangkan dan digunakan Decision Support System (DSS) untuk membantu seseorang dalam meningkatkan kinerjanya dalam pengambilan keputusan.

2. Masalah atau Topik Bahasan

1.Apakah yang dimaksud Decision Support System (DSS) dan Group Decision Support System (GDSS) ?
2.Apa sajakah komponen dari DSS dan GDSS ?
3.Bagaimana DSS dan GDSS meningkatkan pengambilan keputusan ?

4.Bagaimana Eksekutif (pemimpin) mendukung keputusan ?

3. Tujuan Penulisan
Membahas mengenai pembuatan keputusan manajemen yang dibantu oleh decision Support System(DSS) dan GroupDecisin Support System (GDSS).

POKOK PEMBAHASAN
1. Decision Support System (DSS)

Definisi awalnya adalah suatu sistem yang ditujukan untuk mendukung manajemen pengambilan keputusan. Sistem berbasis model yang terdiri dari prosedur-prosedur dalam pemrosesan data dan pertimbangannya untuk membantu manajer dalam mengambil keputusan. Agar berhasil mencapai tujuannya maka sistem tersebut harus:
(1) sederhana,
(2) robust,
(3) mudah untuk dikontrol,
(4) mudah beradaptasi,
(5) lengkap pada hal-hal penting,
(6) mudah berkomunikasi dengannya. Secara implisit juga berarti bahwa sistem ini harus berbasis komputer dan digunakan sebagai tambahan dari kemampuan penyelesaian masalah dari seseorang. Finlay (1994) and others define a DSS rather broadly as "a computer-based system that aids the process of decision making.” Turban (1995) defines it more specifically as "an interactive, flexible, and adaptable computer-based information system, especially developed for supporting the solution of a non-structured management problem for improved decision making. It utilizes data, provides an easy-to-use interface,and allows for the decision maker's own insights."
For Keen and Scott Morton (1978),a DSS couples the intellectual resources of individuals with the capabilities of the computer to improve the quality of decisions ("DSS are computer-based support for management decision makers who are dealing with semi-structured problems"). For Sprague and Carlson (1982), DSS are "interactive computer-based systems that help decision makers utilize data and models to solve unstructured problems."Sprague dan Carlson mendefinisikan DSS dengan cukup baik, sebagai sistem yang memiliki lima karakteristik utama (Sprague et.al., 1993):
1) Sistem yang berbasis komputer;
2) Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan;
3) Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang “mustahil” dilakukan dengan kalkulasi manual;
4) Melalui cara simulasi yang interaktif;
5) Dimana data dan model analisis sebagai komponen utama.
Karakteristik 4 dan 5 merupakan fasilitas baru yang ditawarkan oleh DSS belakangan ini sesuai dengan perkembangan terakhir kemajuan perangkat komputer.

2. Langkah-langkah Pengambilan Keputusan meliputi fase-fase :
Intelligence = kegiatan untuk mengenali masalah, kebutuhan atau kesempatan.
Design = cara-cara untuk memecahkan masalah / memenuhi kebutuhan.
Choice = memilih alternatif keputusan yang terbaik.
Implementasi yang disertai dengan pengawasan dan koreksi yang diperlukan.

3. Tujuan DSS
Perintis DSS yang lain di MIT, Peter G. W. Keen, bekerja sama dengan Scoot Morton untuk mendefinisikan tiga tujuan yang harus dicapai DSS. Mereka percaya bahwa DSS harus:
• Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semiterstruktur.
• Mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya.
• Meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manajer daripada efisiensinya.
Tujuan-tujuan ini berhubungan dengan tiga prinsip dasar dari konsep DSS – struktur masalah, dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan.

4. Mengapa menggunakan DSS?
• Perusahaan beroperasi pada ekonomi yang tak stabil.
• Perusahaan dihadapkan pada kompetisi dalam dan luar negeri yang meningkat.
• Perusahaan menghadapi peningkatan kesulitan dalam hal melacak jumlah operasioperasi bisnis.
Sistem komputer perusahaan tak mendukung peningkatan tujuan perusahaan dalam hal efisiensi, profitabilitas, dan mencari jalan masuk di pasar yang benar-benar menguntungkan.

5. Komponen DSS
1. Data Management. Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management Systems (DBMS).
2. Model Management. Melibatkan model finansial, statistikal, management science, atau berbagai model kuantitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan analitis, dan manajemen software yang diperlukan.
3. Communication (dialog subsystem). User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka.
4. Knowledge Management. Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.

6. Model DSS

1. Model matematika.
2. Database.
3. Perangkat lunak.
Perangkat lunak DSS sering disebut juga dengan DSS generator. DSS generator ini berisi modul-modul untuk database, model dan dialog manajemen. Modul database ini menyediakan beberapa hal, seperti: creation, interrogation dan maintenance untuk DSS database. DSS database memiliki kemampuan untuk menemukan sistem database yang telah disimpan. Sedangkan modul model digunakan untuk menyajikan kemampuan membuat, menjaga dan memanipulasi ke dalam bentuk model matematika. Model dasar ini menampilkan electronic spreadsheet. Model dialog digunakan untuk menarik perhatian para pengguna untuk berhubungan langsung antara pengguna dengan komputer dalam mencari solusi.


7. System penunjang keputusan kelompok (GDSS)
System berdasarkan komputer yang interaktif yang memudahkan pemecahan atas masalah tak terstruktur oleh beberapa (set) pembuat keputusan yang bekerja sama sebagai suatu kelompok. Komponen GDSS meliputi hardware, software, orang, dan produser. Sifat yang penting dari suatu GDSS dapat disebutkan seperti berikut ini:
1. GDSS adalah system yang dirancang secara khusus, bukan menyerupai konfigurasi dari komponen system yang sudah ada.
2. GDSS dirancang dengan tujuan untuk mendukung kelompok pembuat keputusan dalam melakukan pekerjaan mereka.
3. GDSS mudah dipelajari dan mudah digunakan.
4. GDSS bisa bersifat “spesifik” (dirancang untuk satu jenis atau kelompok masalah) atau bisa bersifat “umum” (dirancang untuk berbagai keputusan organisasional tingkat kelompok).
5. GDSS berisi mekanisme built-in.


8. Teknologi GDSS
Dalam model yang di buat umum ini, kelompok pembuat keputusan mempunyai akses ke base data, base model, dan software aplikasi GDSS selama waktu meeting yang menetapkan suatu Keputusan. Namun demikian, komponen dasar dari segala GDSS meliputi hardware, software, Orang-orang dan prosedur. Selanjutnya kita akan membahas secara lebih rinci komponen tersebut.

Hardware
Tanpa memandang situasi keputusan spesifik, kelompok sebagai keseluruhan atau setiap Anggota harus dapat mengakses prosesor komputer dan menampilkan informasi. Keperluan (persyaratan) hardware minimal untuk system tersebut mencakup: peralatan input/output, prosesor, Jalur komunikasi antara peralatan I/O dan prosesor, dan layer penampil untuk umum atau monitor Perorangan guna menampilkan informasi kepada kelompok.

Software
Komponen software dari GDSS meliputi database, base model, program aplikasi khusus yang akan digunakan oleh kelompok, dan interface pemakai fleksibel yang mudah digunakan. Beberapa system GDSS yang sangan spesifik tidak memerlukan database; misalnya, system yang Hanya mengumpulkan, mengorganisir, dan mengkominikasikan opini anggota tentang suatu masalah.software GDSS bisa dan tidak bisa berinterface dengan software DSS individual. Komponen teknologi GDSS yang paling khusus adalah software aplikasi yang dikembangkan secara khusus yang mendukung kelompok dalam proses keputusan. Fasilitas yang tepat dari software ini sangat bervariasi, namun mencakup hal berikut ini:

Fasilitas Dasar
- Penciptaan teks dan file data, modifikasi, dan penyimpanan untuk anggota kelompok.
- Word processing untuk mengedit dan memformat teks.
- Fasilitas pembelanjaan untuk pemakai GDSS yang belum mampu.
- Fasilitas “help” on-line
- Worksheet, spreadsheet, decision trees, dan alat lain untuk menampilkan angka dan teks secara grafis.
- Manajemen database yang state-of-the-art.

Fasilitas Kelompok
- Peringkasan grafik dan bilangan dari gagasan dan pendapat anggota kelompok.
- Menu yang memberitahu (prompt) untuk memasukkan (input) teks, data, dan pendapat oleh Anggota kelompok.
- Program untuk prosedur kelompok khusus.
- Metode penganalisaan interaksi kelompok sebelumnya dan keputusan.
- Transmisi teks dan data diantara anggota kelompok, diantara anggota kelompok dan fasilitator, dan diantara anggota kelompok dan prosesor komputer sentral.

Orang-orang
Komponen “people” (orang_orang) dari GDSS meliputi anggota kelompok dan “fasilitator kelompok” yang bertanggung jawab atas beroperasinya teknologi GDSS dengan baik ketika ia sedang digunakan. Peranan fasilitator bersifat luwes.

Prosedur
Komponen terakhir dari GDSS adalah prosedur, yang bisa memudahkan operasi dan Membuat penggunaan teknologi oleh anggota kelompok menjadi efektif. DalamMkasus yang terakhir ini, GDSS bisa dirancang agar bisa mengakomodasi teknik pembuatan keputusan kelompok spesifik, seperti teknik kelompok nominal.


9. Kategori GDSS : 4 skenario
Kerangka penunjang keputusan kelompok ini memberi penekanan bahwa tujuan dan konfigurasi dari suatu GDSS akan beragam atau bervariasi menurut durasi session pembuat keputusan dan derajad kedekatan fisik dari anggota kelompok.
Skenario 1 Ruang Keputusan Skenario pertama sama dengan “Decision Room” (ruang keputusan) menurut Gary (1981) dan bisa dianggap sebagai ekuivalen elektronik dengan meeting tradisional. Organisasi menyusun atau menata suatu ruang (persis seperti boardroom) yang berisi fasilitas khusus untuk mendukung pembuatan keputusan kelompok. Dalam konfigurasi dari suatu GDSS yang sangat sederhana, hanya fasilitator kelompok-lah yang berinteraksi secara langsung dengan komputer. Komunikasi bisa ditrasmisikan secara verbal atau pengiriman pesan lewat komputer.
Skenario 2 Jaringan Keputusan Local GDSS bisa mempunyai konfigurasi yang agak berbeda dalam setting, dimana sekelompok pembuat keputusan yang jumlahnya sudah pasti, yang saling bekerja secara dekat, harus mengenai masalah tertentu secara teratur. Setiap pembuat keputusan akan mempunyai sebuah workstation, atau sesuatu yang disebut oleh Dickson (1983) sebagai “fasilitas penunjang manajerial”, yangditempatkan pada meja tulis atau meja kerjanya. Prosesor sentral akan menyimpan software GDSS umum dan database, dan jaringan area local akan memberitahukan komunikasi anggota ke anggota dan komunikasi anggota ke prosesor sentral. Cara atau pendekatan ini menawarkan fleksibilitas yang lebih besar, dimana kendala one place/one-time dari scenario 1 bisa dihilangkan. Ada kelemahan dengan cara ini, yaitu jarang sekali terjadi komunikasi face-to face.
Skenario 3 Teleconferencing jenis GDSS ketiga ini diperlukan oleh kelompok yang anggotanya tersebar secara geografis, namun mereka harus „berkumpul‟ untuk membuat suatu keputusan. Dalam hal ini, dua ruang keputusan atau lebih disambungkan bersama dengan fasilitas visual dan atau komunikasi. Dengan menggunakan teknologi teleconferencing, meeting dapat dirancang sedemikian rupa sehingga pembuatan keputusan bisa terjadi tanpa harus semua peserta berada disatu lokasi (atau di lokasi yang sama). Teleconferencing digunakan untuk
melengkapi komponen komunikasi dari GDSS. Keuntungan yang kita dapatkan dari cara ini adalah berkurangnya biaya perjalanan dan fleksibilitas dalam kaitannya dengan waktu dan durasi penyelenggaraan meeting.
Skenario 4 Pembuatan Keputusan Jarak Jauh skenario keempat ini belumlah umum digunakan, namun kemungkinan penggunaannya di masa dating sangatlah besar.

Disini, ada komunikasi yang tak terintrupsi diantara “decision station” (stasiun keputusan) jarak jauh (remote) dalam organisasi yang tersebar secara geografis, yang mempunyai kelompok orang yang sudah pasti yang harus secara teratur membuat keputusan bersama.


PERSOALAN DESAIN DAN IMPLEMENTASI
Riset mengenai dinamika pembuat keputusan kelompok yang ada saat ini mempunyai beberapa implikasi untuk desain dan penggunaan GDSS. Tiga implikasi desain yang berasal dari literature dinamika kelompok akan dibahas pertamakali, kemudian akan dikemukakan opsion atau pilihan implementasi yang bisa digunakan untuk GDSS.
Pertama, tujuan GDSS harus menjadi alat pendorong terjadinya partisipasi aktif dari semua anggota kelompok.

Kedua, diperlukan akomodasi khusus untuk kelompok yang sebalumnya tidak memiliki pengalaman kerja bersama.

Ketiga, suatu fasilitas yang berguna dari suatu GDSS akan membantu manajemen tingkat tinggi dalam memilih orang-orang yang akan dijadikan anggota kelompok untuk menangani masalah atau keputusan tertentu. Sebelum system penunjang keputusan untuk kelompok bisa secara luas digunakan dan dimanfaatkan oleh organisasi, diperlukan usaha pegembangan yang ekstensif. Kaitannya dengan instalasi, ada tiga kemungkinan yang bisa kita pilih yaitu:
1. menginstal system secara permanent di tempat pemakai
2. menyewa system dengan dasar on-call dari vendor (menyewa system bila memerlukannya).
3. mengakses system jarak jauh dari tempat vendor.


KESIMPULAN
Baik DSS maupun GDSS hanyalah sebuah sistem yang dibuat untuk lebih memudahkan proses pengamblian keputusan bagi manajemen, namun tidak menggantikannya. Oleh karena itu, manajemen perusahaanlah yang menentukan hasil akhir dari sebuah keputusan. Jadi, sebuah perusahaan/organisasi tetaplah harus memilih orang-orang yang terbaik untuk duduk di perusahaannya guna memutuskan yang terbaik bagi setiap kebijakan.


Sumber : http://ovrilianto.blogspot.com/2011/05/model-manajemen-kuantitatif-dalam.html

Minggu, 06 Juni 2010

Pengujian Object Oriented

Pemrograman berorientasi objek :
object-oriented programming atau OOP
adalah suatu paradigma pemrograman yang berorientasikan kepada objek.
Terdapat Konsep dasar dari Pemrograman Berorientasi Objek
Kelas - kumpulan atas definisi data dan fungsi-fungsi dalam suatu unit untuk suatu tujuan tertentu.
Object - membungkus data dan fungsi bersama menjadi suatu unit dalam program computer sebuah object merupakan dasar dari modularitas dan struktur dalam sebuah program komputer berorientasi objek.
Abstraksi - kemampuan untuk memfokus pada inti.
Enkapsulasi - pembungkusan
Polimorfism - melalui pengiriman pesan. Tidak bergantung kepada pemanggilan subrutin, bahasa orientasi objek dapat mengirim pesan; metode tertentu yang berhubungan dengan sebuah pengiriman pesan tergantung kepada objek tertentu di mana pesa tersebut dikirim.
Inheriten - mengatur polimorfisme dan enkapsulasi dengan mengijinkan objek didefinisikan dan diciptakan dengan jenis khusus dari objek yang sudah ada - objek-objek ini dapat membagi (dan memperluas) perilaku mereka tanpa haru mengimplementasi ulang perilaku

Komponen yang diuji dalam Object-oriented testing adalah class object.

Testing levels
  • Testing operations pada objects
  • Testing object classes
  • Testing clusters cooperating objects
  • Testing OO system secara lengkap

Pengujian Class

Menguji terhadap semua operation yg ada dan perubahan atribut-atributnya.

Cluster Testing

Cluster testing digunakan untuk test integrasi terhadap kooperatif object.Identifikasi clusters menggunakan knowledge operation objects dan system features yang diimplementasikan oleh cluster tersebut.

Object-Interaction Testing

Object class testing
Complete test yang menguji class melibatkan
  • Testing semua operations suatu object
  • Setting dan interrogating semua attribute object
  • Menguji object untuk semua state(keadaan) yang mungkin

Inheritance akan mengakibatkan sulitnya perancangan object class tests seperti information yg diuji sulit dilokalisasi.


Integrasi Object
  • Levels integrasi sedikit berbeda untuk sistem
    • yang berorientasi object.
  • Cluster testing digunakan untuk test integrasi and testing clusters terhadap cooperating objects
  • Identifikasi clusters menggunakan knowledge
    • dari operation objects dan system features
    • yang diimplementasikan oleh cluster tersebut.

Approaches cluster testing

Use-case atau scenario testing

Testing berdasarkan pada interaksi user dengan sistem.

Keuntungannya diujikan oleh user yg berpengalaman.

Object interaction testing

  • Tests barisan interaksi object yang berhenti ketika suatu operation object tidak memanggil service dari object lain.

Scenario-based testing

  • Identifikasi scenarios dari use-cases dan menambahkannya dengan diagram interaksi yang menunjukkan object-object yang terlibat dalam scenario.
Weather station testing

Thread pengeksekusian methode
  • CommsController:request → WeatherStation:report → WeatherData:summarise
Inputs dan outputs
Input report request dengan acknowledge yg sesuai serta output report akhir

Model Pengujian OOA dan OOD
Model desain dan analisis tidak dapat diuji dalam arti yang konvensional karena model ini tidak dapat dieksekusi, maka kajian teknis formal dapat digunakan untuk menguji kebenaran dan konsistensi model analisis dan model desain
Strategi Pengujian berorientasi objek
(Pegujian kecil ----------- pengujian besar)
  1. Pengujian unit
  2. Pengujian integrasi
  3. Validasi
  4. Pengujian sistem
Desain Test Case untuk Perangkat OO Metode desain test case oleh Berard,
  • Test case harus diidentifikasi secara unik dan eksplisit
  • Tujuan pengujian harus dinyatakan
  • Daftar langkah pengujian harus dikembangkan bagi masing-masing pengujian.

Daftar Isi pengujian

  1. Daftar keadaan yang ditetapkan untuk
    objek yang akan diuji
  2. Daftar pesan dan operasi yang digunakan sebagai akibat dari Pengujian
  3. Daftar pengecualian akan ditemui saat objek diuji
  4. Daftar kondisi eksternal

Metode pengujian yang dapat diaplikasikan pada tingkat kelas

  • Pengujian random untuk kelas OO
  • Pengujian partisi dan tingkat kelas

Jumat, 28 Mei 2010

Pemeliharaan Sistem

Pemeliharaan Sistem dapat digolongkan empat jenis :
* Pemeliharaan Korektif
* Pemeliharaan Adaptif
* Pemeliharaan Perfektif (Penyempurnaan)
* Pemeliharaan Preventif

Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan Korektif adalah sebuah bagian dari pemeliharaan sistem yang nilainya tidak terlalu tinggi nilainya serta lebih memberatkan, dikarenakan pemeriksaan korektif ini mengkoreksi kesalahan yang telah ditemukan pada saat sistem berjalan. Bisanya pemeliharaan ini melingkupi kondisi penting / bahaya yang memerlukan penanganan secepatnya.

Pemeliharaan Adaptif
Pemeliharaan Adaptif adalah cara penyesuaian diri sistem karena perubahan dalam lingkungan data / pemrosesan serta untuk memenuhi persyaratan pemakai baru. Misalnya : Sebuah undang - undang perpajakan yang baru mungkin memerlukan suatu perubahan dalam perhitungan pembayarannya.

Pemeliharaan Perfektif (Penyempurnaan)
Pemeliharaan Perfektif meninggikan kinerja / maintainability sistem (kemampuan) untuk dipelihara. Pada pemeliharaan ini Memungkinkan sebuah sistem untuk melakukan pemenuhan persyaratan pemakai yang sebelumnya tidak di kenali. Contoh : kegiatan ini seperti menyusun ulang software, penulisan ulang dokumen, perubahan format laporan, dll.

Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan Preventif adalah inspeksi periodik atau perombakan secara total atau melakukan pemeriksaan sistem guna mengantisipasi permasalahan. Dikarenakan penemuan kesalahan yang potenial (bukan kesalahan fatal) sehingga bila tidak diantisipasi akan berakibat buruk pada sistem tersebut.

Senin, 24 Mei 2010

Metode Pelatihan Sistem

White Box Testing
Pengujian white box (glass box) adalah pengujian yang didasarkan pada pengecekan terhadap detil perancangan, menggunakan struktur kontrol dari desain program secara procedural untuk membagi pengujian ke dalam beberapa kasus pengujian. Penentuan kasus uji disesuaikan dengan struktur system, pengetahuan mengenai program digunakan untuk mengidentifikasikan kasus uji tambahan. Tujuan penggunaan white box untuk menguji semua statement program.

Penggunaan metode pengujian white box dilakukan untuk :
{1} memberikan jaminan bahwa semua jalur independen suatu modul digunakan minimal satu kali,
(2) menggunakan semua keputusan logis untuk semua kondisi true atau false,
(3) mengeksekusi semua perulangan pada batasan nilai dan operasional pada setiap kondisi., dan
(4) menggunakan struktur data internal untuk menjamin validitas
jalur keputusan.

Black Box Testing
Pengujian black box merupakan pendekatan komplementer dari teknik white box, karena pengujian black box diharapkan mampu mengungkap kelas kesalahan yang lebih luas dibandingkan teknik white box. Pengujian black box berfokus pada pengujian persyaratan fungsional perangkat lunak, untuk mendapatkan serangkaian kondisi input yang sesuai dengan persyaratan fungsional suatu program.


Yang Bertanggung Jawab

Teknisi dan System Administrator adalah seseorang yang harus memelihara (maintain) sistem komputer yang berbeda pengoperasian dan penanganannya beserta sarana pendukungnya.

Supervisor / direct personal adalah jabatan yang sangat strategis dalam suatu organisasi. Ia memiliki peran ganda. Di satu sisi ia adalah pemimpin yang harus membimbing, memotivasi dan mengendalikan karyawan. Di sisi lain, ia adalah wakil manajemen yang harus mempertanggungjawabkan semua tugas yang diberikan pada bagiannya. Karena itulah, seorang supervisor dituntut bukan hanya menguasai keterampilan teknis, tetapi juga keterampilan hubungan antar manusia. Training ini akan memberikan pengetahuan dan pedoman para supervisor dalam melaksanakan tugasnya.

General Manager atau Manajer umum adalah manajer yang memiliki tanggung jawab seluruh bagian / fungsional pada suatu perusahaan atau organisasi. Manajer umum memimpin beberapa unit bidang fungsi pekerjaan yang mengepalai beberapa atau seluruh manajer fungsional. Pada perusahaan yang berskala kecil mungkin cukup diperlukan satu orang manajer umum, sedangkan pada perusahaan atau organisasi yang berkaliber besar biasanya memiliki beberapa orang manajer umum yang bertanggung-jawab pada area tugas yang berbeda-beda.

User training plan
User training plan adalah pelatihan seluruh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhanya dalam melakukan sesuatu yang akan dikerjakan meliputi :
• Kelas
• Tutorial

Modul Pelatihan
Modul pelatihan ini akan membantu dalam mempelajari cara menggunakan sebuah perangkat lunak perencanaan/pemodelan meliputi :
• Materi Pelatihan
• Bantuan Pelatihan Computer-based


Topik untuk pelatihan

• Penggunaan System
• Konsep Umum Komputer
• Konsep Sistem Informasi
• Konsep Pengorganisasian
• Manajemen Sistem
• Instalasi Sistem

Metode Pelatihan
Metode pelatihan adalah proses untuk melatih pengguna dalam penggunaan proses bisnis baru dan fitur serta fungsi sistem baru dengan tujuan pengembangan kompetensi untuk menjamin keberhasilan operasional sistem baru. alur atau tata cara untuk menjelaskan mengapa metode pelatihan harus dipilih dengan hati-hati agar sesuai dengan tujuan dari satu sesi dan sesuai dengan profil pelatihan. Metoda pelatihan ini meliputi beberapa bagian seperti :


Resident expert
adalah sebuah pelatihan yang membutuhkan tenaga ahli pada suatu bidang.

Computer-aided instruction adalah suatu tehnik pelatihan yang menggunakan instruksi-instruksi terprogram untuk melakukan suatu pelatihan perancangan dan perekaan dengan dibantu oleh computer dengan sistem yang terkomputansi.

Formal courses adalah pelatihan yang dilakukan dengan cara formal yang mencakup muatan proses pembelajaran yang bersifat teori dan diskusi yang dilaksanakan didalam sebuah pelatihan secara formal untuk beberapa orang sekaligus.

Software help components adalah sebuah perangkat lunak yang membantu mengeksekusi instruksi dalam sebuah program kemudian membantu mengambil bentuk instruksi dalam sebuah komponen. Komponen terpadu dalam sistem yang dirancang untuk pelatihan dan troubleshooting sistem.

Tutorials adalah layanan bantuan dalam sebuah pembelajaran untuk membantu kelancaran proses dalam sebuah pelatihan. berisi petunjuk dan latihan untuk pengajaran dan pengembangan kompetensi pengguna dalam penggunaan sistem. Petunjuk latihan dan tutorial ini dapat dilengkapi oleh basis data yang menggunakan data riil.

Interactive training manuals adalah bentuk kombinasi antara pelatihan tutorials dan Computer-aided instruction.


External sources, such as vendors
adalah vendor penyedia jasa pelatihan kursus dan bentuk pelatihan lain.

Metodologi Umum Pelaksanaan Proyek Sistem Informasi
Pengembangan sebuah sistem informasi dalam sebuah perusahaan dilakukan dengan pendekatan manajemen proyek (project management). Lepas dari berbagai variasi proyek-proyek teknologi informasi yang ada – seperti pembuatan aplikasi, penerapan perangkat lunak, konstruksi infrastruktur jaringan, dan lain sebagainya – metodologi yang dipergunakan secara umum adalah sama. Setidak-tidaknya ada enam buah tahapan yang harus dilalui: perencanaan, analisa, desain, konstruksi, implementasi, dan pasca implementasi. Masing-masing konsultan atau para praktisi teknologi informasi biasanya memiliki variasinya masing-masing yang secara prinsip tidak lepas dari keenam langkah metodologi di atas.

Selasa, 27 April 2010

Tantangan Pelaksanaan Etika Bisnis

Berikut di bawah ini adalah beberapa hal yang merupakan tantangan pelaksanaan etika bisnis dalam dunia bisnis teknologi informasi seiring dengan perubahan dan perkembangan yang sering kali terjadi secara revolusioner:
a.Tantangan inovasi dan perubahan yang cepat. Mengingat perubahan yang begitu cepat dalam bidang teknologi informasi, sering kali perubahan yang terjadi memberikan “tekanart” bagi masyarakat atau perusahaan untuk mengikuti perubahan tersebut. Tidak jarang perusahaan harus melakukan investasi dan menanarnkan modal untuk membeli peralatan peralatan baru demi mengikuti perubahan tersebut.
b.Tantangon pasor don pernasaran di era globalisasi. Globalisasi menciptakan apa yang disebut lingkungan vertikal di mana setiap perusahaan diibaratkan sebagai pernain yang harus bertanding di atas tanah yang terus bergoyang. Tanah yang terus bergoyang, berarti pula sebuah ketidakpastian. Hal itu akan membuat pernanfaatan peluang usaha sernakin sulit dan kernungkinan gagal dalarn berbisnis akan sernakin besar.
c.Tantangan pergaulan internasional. Sering tedadi bahwa perusahaan internasional mengambil tindakan yang tak dapat diterima secara lokal di suatu negara. Banyak pertanyaan mendasar bagi perusahaan multinasional, seperti kemungkinan masuknya nilai moral budayanya ke budaya masyarakat lain, atau kemungkinan terjadi esploitasi yang dilakukan perusahaan terhadap lubang lubang perundang undangan dalam sebuah negara demi kepentingan mereka.
d.Tantangan pengembangon sikap dan tanggung jawab pribadi. Perkembangan ilmu pengetahuan clan teknologi yang cepat, memberikan tantangan penegakan nilai nilai etika clan moral setiap individu guna mengendalikan kemajuan clan penerapan teknologi tersebut bagi kemanusian. Dunia etika adalah dunia filsafat, nilai, clan moral. Dunia bisnis adalah dunia keputusan clan tindakan. Etika bersifat abstrak clan berkenaan dengan persoalan baik clan buruk, sedangkan bisnis adalah konkret clan harus mewujudkan apa yang telah diputuskan.

Diperoleh dari http://ebams.wordpress.com/2008/05/26/kode-etik-dan-organisasi-profesi/

Etika Dalam Bisnis

Bisnis adalah kegiatan yang mengutamakan rasa saling percaya. Dengan saling percaya maka suatu kegiatan bisnis akan berkernbang karena memiliki relasi yang dapat dipercaya dan bisa memercayai. Di sini, etika dibutuhkan untuk sernakin menumbuhkan dan memperkuat rasa saling percaya tersebut. Dengan alasan alasan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa sudah selayaknya ilka sebuah bisnis juga mengenal etika. Bisnis jangka panjang akan berhasil jika pelaku mematuhi etika etika dalarn berbisnis. Hal itu dikarenakan rnasyarakatlah yang akan menilai siape pelaku bisnis yang benar dan layak diberi dukungan.
Masalah etika bisnis atau etika usaha akhir akhir ini sernakin banyak dibicarakan. Hal ini tidak teriepas dari sernakin berkernbangnya dunia usaha di berbagai bidang. Kegiatan bisnis yang makin merebak baik di dalarn maupun di luar negeri, telah menimbulkan tantangan baru, yaitu adanya tuntutan praktik bisnis yang baik, yang etis, yang juga menjadi tuntutan kehidupan bisnis di banyak negara di dunia. Transparansi yang dituntut oleh ekonomi global menuntut pula praktik bisnis yang etis. Dalarn ekonorni pasar global, kita hanya bisa survive jika mampu bersaing. Untuk bersaing harus ada daya saing yang dihasilkan oleh produktivitas dan efisiensi. Untuk itu pula, diperlukan etika dalarn berusaha atau yang dikenal dengan etika bisnis karena praktik berusaha yang tidak etis dapat mengurangi produktivitas dan mengekang efisiensi dalarn berbisnis. Richard T de George (1986), dalarn buku Business Ethics memberikan empat macarn kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai cakupan etika bisnis.
a.Penerapan prinsip prinsip etika urnurn pada praktik praktik khusus dalarn bisnis.
b.Etika bisnis tidak hanya menyangkut penerapan prinsip etika pada kegiatan bisnis, tetapi merupakan “meta etika” yang juga menyoroti apakah perilaku yang dinilai etis atau tidak secara individu dapat diterapkan pada organisasi atau perusahaan bisnis.
c.Bidang penelaahan etika bisnis menyangkut asurnsi mengenai bisnis. Dalarn hal ini, etika bisnis juga menyoroti moralitas sistern ekonorni pada umumnya serta sistern ekonomi suatu negara pada khususnya.
d.Etika bisnis juga menyangkut bidang yang biasanya sudah meluas lebih dari sekedar etika, seperti misainya ekonomi dan teori organisasi.

Diperoleh dari http://ebams.wordpress.com/2008/05/26/kode-etik-dan-organisasi-profesi/
 

Template Design By:
SkinCorner